Palembang, Agung Post
Sepekan terakhir harga karet kualitas ekspor pada tingkat pabrik kadar 90 persen di Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kenaikan. Pada Minggu tercatat harga jual karet Rp41.202/ kg. Harga ini mengalami kenaikan dibandingkan awal pekan ini hanya Rp40.566/ kg.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suma-tera Selatan H Awie Aman di Palem-bang, baru-baru ini, mengatakan bahwa harga karet kualitas ekspor dalam sebulan terakhir pada pasa-ran dalam negeri termasuk di Sumsel selalu berfluktuatif, karena tergantung pasaran di luar negeri.
Menurut dia, walaupun selalu terjadi perubahan harga, perbe-daannya tidak terlalu signifikan dan bahkan cenderung semakin mem-baik.
Harga karet di Sumsel, memang dipengaruhi pasaran di luar negeri, karena hampir seluruh hasil salah satu komoditas andalan sektor perkebunan itu diekspor melalui belasan perusahaan pengolahan karet anggota Gapkindo setempat, katanya.
Mengenai volume ekspor, menu-rut Awie, ekspor salah satu komo-ditas andalan Sumsel itu hingga saat ini masih rata-rata tiap bulan antara 60 ribu hingga 70 ribu ton.
Sementara terkait dengan pasaran di luar negeri, menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perda-gangan Sumsel H Eppy Mirza, sebelumnya mengatakan bahwa karet hingga saat ini masih tetap menjadi komoditas utama penyum-bang devisa ekspor nonmigas provinsi tersebut.
Dikatakannya, dari total ekspor nonmigas Sumsel periode Januari-Oktober 2010 saja tercatat meng-hasilkan devisa 2,818 miliar dolar Amerika Serikat, karet menyum-bang 1,942 miliar dolar AS, sele-bihnya seperti produk kelapa sawit 256,368 juta dolar, batubara 251,091 juta dolar dan bubur kertas (pulp) 179,884 juta dolar AS.
Menurut Eppy, dari total 24 jenis komoditas ekspor nonmigas Sum-sel itu, yang paling rendah menyumbang devisa adalah kerupuk ikan, kerupuk udang, badan sapu, kue koya masing-masing 2.900 dolar, 4.006 dolar dan 5.618 dolar AS.
Mengenai ekspor karet Sumsel itu, berdasarkan data Dinas Perke-bunan Sumsel, karet yang dipa-sarkan ke luar negeri dihasilkan dari perkebunan total luas hampir satu juta hektare tersebar di beberapa daerah penghasil seperti Kabu-paten Banyuasin, Musi Banyu-asin, Muaraenim, Lahat, Paga-ralam, Musirawas, Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur.
Dari total luas areal perkebunan karet Sumsel itu, sebagian besar dikelola oleh perusahaan perke-bunan besar swasta nasional dan asing, serta sebagian lagi diusahakan oleh petani lokal secara tradisional.
Hanya saja dari total luas areal perkebunan karet itu, sebagian sudah banyak berusia tua dan tidak produktif lagi, terutama yang diusahakan oleh petani, sehingga perlu dilakukan peremajaan kem-bali. (bang)