PARA petani karet di Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)
Sumatera Selatan, mulai tersenyum, pasalnya sejak dua pekan ini harga getah
karet mulai merangkak naik, meskipun kenaikan harganya tidak terlalu signifikan.
Namun, hal ini diyakini mampu membuat para petani kembali bersemangat. Salah
seorang penderes mengatakan, harga getah yang mereka jual ke pengepul sekarang
dihargai antara Rp7.000,- dan Rp 7.200,- per kilogram sesuai tingkat kandungan
kadar air yang terdapat di dalam getah, sebelumnya hanya dihargai Rp.5.500,-
sampai Rp.6.000,- perkilogramnya. "Dua pekan lalu untuk getah mingguan
(istilah sekali jual red) hanya dihargai sekitar Rp 6.000,--an, bahkan ada yang
dihargai Rp 5.500,- per kilogram. Alhamdulillah sekarang sudah naik walau hanya
sedikit," Ujar Jumadil (37) salahsatu penderes getah karet ketika
dibincangi AP-News dipasar tradisional Simpang Raja kelurahan handayani Mulya
kecamatan talang Ubi, Kamis, (180517) kemarin. Dia mengaku senang dengan kenaikan
harga getah karet ini, lantaran dalam kurun waktu hampir setahun terakhir harga
getah terus mengalami penurunan. Bahkan akibatnya, banyak di antara penderes
memilih beralih profesi untuk mencari pekerjaan lain untuk menutupi kebutuhan
ekonomi keluarga. "Maka, walaupun naiknya masih sedikit, kami tetap
bersyukur. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda harga karet bakal kembali
tinggi," harapnya. Sementara, salah seorang pengepul getah yang enggan
disebutkan namanya mengaku, harga getah ditempat pelelangan cukup bervariasi
sesuai tingkat rendahnya kandungan air getah yang akan dilelang. Untuk saat ini
garfa ditingkat lelang antara Rp. 7,000,- sampai Rp. 7,200,- per kilogram. Sedangkan harga
ditingkat pabrik, dia menjualnya sekitar Rp 14.000 sampai Rp15.000 per kg.
"Itu tingkat rotering (kadar air dan sampah) sudah nol," tukasnya.
Mengapa getah karet dari petani hanya dihargai demikian, diakuinya, karena karet yang dibelinya saat ini masih banyak terdapat kadar air yang tinggi dan bahkan sampah (kulit batang karet Red) bekas penyadapan ada yang dimasukkan ke dalam getah otomatis hal ini berpengaruh terhadap nilai jualnya nanti, belum lagi proses penyimpanan sebelum dibawa kepabrik. "Dari satu ton getah karet bisa menjadi 800 kg lagi berarti hampir mencapai 20 persen kader airnya," Jelasnya.(st/-“ap-news”).
Mengapa getah karet dari petani hanya dihargai demikian, diakuinya, karena karet yang dibelinya saat ini masih banyak terdapat kadar air yang tinggi dan bahkan sampah (kulit batang karet Red) bekas penyadapan ada yang dimasukkan ke dalam getah otomatis hal ini berpengaruh terhadap nilai jualnya nanti, belum lagi proses penyimpanan sebelum dibawa kepabrik. "Dari satu ton getah karet bisa menjadi 800 kg lagi berarti hampir mencapai 20 persen kader airnya," Jelasnya.(st/-“ap-news”).