foto bersama Kacabdin dan Ka SDN Kecamatan Lubuk Keliat |
SETELAH silatuhrahmi dengan jajaran pedidik
kalangan Sekolah Dasar Negeri/ Swasta dibeberapa kecamatan, kabupaten Ogan Ilir, belum
lama ini, Rabu, (31-5) kemarin, Pimpinan Umum (PU) Agung Post Grup, hmsyarifuddinbasrie,s.i.kom,
bersama Pimpinan Umum Majalah Islam Anuegerah, Ny Herlina Amd, kembali mengadakan silatuhrahmi dengan
pelanggan dijajaran pendidik Sekolah Dasar Negeri / Swasta (SDN/Swasta) di Kecamatan Lubuk Keliat, Ogan
Ilir, bertempat di SDN Nomor. 2 Betung.
Bersama Kacabdin dan Ka SDN Kec Tanjung Batu |
Kesempatan silatuhrami itu, sekaligus memberikan pembekalan seputar peranan wartawan, dan media massa
ditengah masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan. Menurut
hmsyarifuddinbasrie, wartawan
yang baik dalam tugasnya selalu
berpegang pada undang-undang (UU) Nomror. 40 Tahun 1999 plus kode etik wartawan
yang salah satu vointnya harus menjalin kemitraan dengan pemerintah, untuk kelengkapan identitas diri mereka dianjurkan menjadi
anggota salah satu dari tiga organisasi wartawan
resmi yang diakui dewan pers seperi,
AJI, IJTI dan PWI, dan mengikuti peraturan dewan pers bahwa wartawan harus ikut uji kopetensi (UKW), bila mereka lulus diberikan katu warna biru untuk watawan madya, dan kartu
warna kuning untuk wartawan utama. Peran dari kartu UKW madya warna biru adalah
untuk salah satu indentitas para wartawan dalam tugas kesehariannya, sedangkan pemegang kartu UKW utama warna kuning bisa menjadi persyaratan memegang jabatan di berbagai media
mulai dari level redaktur/pemred/ Pemimpin Umum.
Sedangkan di Surat kabar Agung Post grup, setiap calon wartawan (pemula) harus
melalui seleksi dan magang selama tiga sampai enam bulan sebagai masa proses pembelajaran, dan
selama itu pula mereka hanya diberi tugas mengikuti seniornya sebagai pembimbing.
Foto Bersama Kacabdin dan Ka SDN kec Payaraman |
Biasanya, banyak yang berhasil. Tapi, tidak sedikit pula yang menghilang
tanpa jejak dan digugurkan karena tidak sanggup menjalankan tugas yang
diberikan. Dan lanjut, hmsyarifuddin, bertugas sebagai wartawan memang berat
tapi mengasikan kalau betul-betul ditekuni dan dijalani secara profesional.
Namun, ironisnya banyak juga oknum yang hanya ingin pegang kartu pers doang, dan malas belajar sehingga pada
gilirannya mereka akan terseleksi oleh kamajuan zaman. Tapi, bagi yang
betul-betul propfesional biasanya sampai akhir hayatnya masih tetap produktif
menulis dengan kajian-kajian yang bisa dipedomani oleh pembacanya, tutur Haji Syarifuddin yang akrap disapa sahabat
dan krabatnya pak haji. Saat ditanya seorang peserta pembekalan tentang bagaimana
menghadapi kehadiran wartawan dan menangkal pemberitaan miring, dengan tegas Pak
haji mengatakan, hadapi saja dan tanyakan identitasnya karena menerima orang
yang ingin bertemu merupakan amal ibadah juga. Namun, kalau merasa tidak
meyakini apalagi sudah meminta keterangan bermacam-macam dengan embel-embel duit sambil mengintimidasi pula,
itu hak nara sumber untuk menolak mereka.Tapi, yakinlah, terang h syarifuddin, wartawan yang baik dan profesional apalagi mereka
sudah punya tiga kartu ( Kartu Pers dari media tempatnya bekerja, kartu Tanda
anggota salah Satu Oragnisasi misalnya PWI, dan Kartu tanda luus UKW dari dewan
pers,) mereka akan menyadari tugasnya untuk bertindak lebih baik agar
menjadi contoh pendata dan pengumpul informasi yang baik dan handal. Namun, kalau kita
tidak merasa senang karena beritanya
tidak sesuai dengan fakta dan membuat-buat saja..yaaa laporkan dan tuntut secara hukum. Tapi, sebaiknya gunakan
hak jawab dululah, karena wartawan itu adalah manusia biasa, dan siapapun bisa
salah dan keliru, cetus Pak h syarifuddin sambil mengakhir pembekalan karena
waktunya terbatas. (lin/ap).