Oleh: H.
ISHAK MEKKI. (Wakil Gubernur Sumsel).
“Allahu
akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Lailaha
ilallahu wallahu akbar, walillahiihamd...”
SEBAGAI hari
kemenangan bagi umat Islam, hari raya Idul Fitri senantiasa dinantikan. Selain
penuh dengan mosaik ibadah, Idul Fitri bagi masyarakat kita juga disarati
dengan berbagai tradisi yang konon di negeri Arab sendiri (sebagai muasal
kelahiran agama Islam) tak mengenalnya. Dan, saya, baik atas nama pribadi,
keluarga maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),
selalu
berdoa untuk rakyat Sumsel sekalian, kiranya ibadah puasa yang telah kita
laksanakan selama sebulan ini diterima oleh Allah Swt. Mudah-mudahan kita dapat
bertemu kembali dengan bulan Ramadan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya
agar kita dapat menjalankan ibadah puasa kembali. Menyambut Idul Fitri, terlihat banyak
kesibukan. Selain disibukkan membeli berbagai kebutuhan
menyambut
hari raya itu dan acara-acara ritual lainnya, fenomena penting yang selalu
terlihat adalah kesibukan umat Islam mengeluarkan zakat dan zakat fitrah.
Tentang
zakat fitrah ini menurut ajaran agama Islam adalah ditujukan untuk membersihkan
kekurangan-kekurangan yang mungkin dilakukan selama menjalankan ibadah puasa.
Namun tujuan lainnya adalah agar umat Islam yang bersukaria merayakan hari
kemenangan pada tanggal 1 Syawal itu tidak melupakan kaum fakir dan miskin. Membayar
zakat dan fitrah maknanya agar umat Islam memiliki rasa setia kawan dan rasa
keadilan terhadap sesama masyarakat sekitarnya. Mengenai zakat fitrah ini
sebaiknya tidak usah kita kupas terlalu jauh. Sebab kita yakin kita semua telah
mengetahuinya karena zakat fitrah ini merupakan salah satu dari rukun Islam.
Demikian pula terhadap zakat-zakat lainnya seperti zakat mal dan zakat harta. Sesungguhnya
setiap harta kaum muslimin tertitip sebagian harta kaum fakir miskin. Kalaulah
belum
sampai
nasabnya maka sebagian ulama masih juga mewajibkan membayar infaq atas harta
itu, sebagai memenuhi rukun Islam membayar zakat. Demikian kiranya sekilas
mengenai zakat. Idul Fitri memang merupakan hari istimewa yang mempunyai nilai
lebih dari hari lainnya. Oleh karenanya, di hari itu pula kita diberi
kesempatan untuk saling memaafkan guna menghapus segala dosa yang pernah kita
lakukan. Bukan untuk bermewah-mewahan sebagaimana tradisi yang sering
dilakukan
masyarakat kita dalam menyambut Idul Fitri tersebut. Tradisi berlebih-lebihan
di hari lebaran terkadang dilakukan oleh masyarakat kita dengan cara yang justru
tidak dianjurkan oleh ajaran agama kita. Banyak di antara masyarakat kita yang
secara ekonomis tidak mampu, tetapi selalu memaksakan diri untuk melaksanakan
tradisi seperti yang disebutkan di atas. Untuk itu pula di kesempatan ini,
kepada kaum muslimin muslimat dalam menyambut Idul Fitri ini
hendaknya
mampu menahan diri dari segala godaan seperti mampunya kita menahan hawa nafsu dan
godaan selama bulan Ramadan.
Akhirnya,
sekali lagi, baik atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Provinsi Sumsel,
saya mengucapkan “Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Mohon Maaf Lahir
dan Batin”. Taqobalallahu minna waminkum.*****