Ishak Mekki dan Prilaku Mesra Politiknya - AGUNG POST NEWS

27 Juli 2017

Ishak Mekki dan Prilaku Mesra Politiknya



 
\MESRA. Wagub Sumsel, H. Ishak Mekki, Bupati Lahat, H. Syarifuddin Aswari Rifai dan Mantan Gubernur Sumsel, H. Syahrial Oesman,
tampak mesra dengan ber-selfy-ria di suatu pertremuan.

SIAPA bilang dunia politik itu sadis, siapa bilang dunia politik itu bengis, sehingga banyak orang
menganggapnya sinis? Tidak bagi politisi yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub)
Sumsel, Ir. H. Ishak Mekki, MM. Dunia politik itu justru sebaliknya bagi dirinya, asyik meski penuh
intrik. Banyak teman di sana banyak pula pelajaran yang diperoleh.
Ini setidaknya simpul yang didapat ketika mengikuti perjalanan politik Ishak Mekki yang sarat dengan
permainan sepanjang tahun 2017 yang dianggap banyak kalangan sebagai tahun politik negeri ini.
Sebagai pemimpin partai di tingkat provinsi, yakni Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, H. Ishak
Mekki banyak menerima kedatangan para ‘pelamar’ partai yang minta diusung menjadi Calon
Gubernur (Cagub) di negeri Sriwijaya ini. Padahal, dia sendiri adalah salah seorang Cagub.
Tentu saja manakala partainya membuka peluang pendaftaran, siapa saja, warga negara boleh
mendaftarkan diri, termasuk para masing-masing ketua partai yang berminat. Tak itu juga, dirinya
pun ikut pula mendaftarkan diri di masing-masing partai yang membuka peluang pendaftaran.
“Itu mekanisme partai yang niscaya kita lakukan, ketentuan dan keputusan tentu saja ada di tangan
pucuk pimpian partai tertinggi di Jakarta sana,” kata Ishak suatu hari tentang hal ini.
Namun bukan ini yang menajdi topik bahasan, melainkan di luar ketentuan formal partai, ada hal
yang istimewa yang tak dapat dilepaskan dari para pelaku politik yang merupakan ‘suku’ asli daerah
ini, yakni jati diri warga yang sarat dengan humanis, kekeluargaan dan penuh dengan rasa saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Beberapa pekan lalu, dia melalui timnya mengambil formulir di salah satu partai di sekretariatnya di Palembang. Di sini, Ishak disambut dengan pantun oleh petinggi partai, “
Buah Sirsak Buah Durian, Pak Ishak Memang Sudah Kami Tunggu Nian”. Sebaliknya Ishak pun melalui perwakilannya membalas pantun “Buah Sirsak Buah Kedondong, Bantu Ishak Dong”, tak ayal suasana tegang pun mencair. Begitu juga ketika mantan Bupati OKI dua periode ini menrima kunjungan mantan Gubernur Sumsel, Syahrial Oesman yang akrab disapa SO dan mantan Walikota Palembang, Eddy Santana Putra atau
ESP yang sama-sama mengambil formulir pendaftaran Cagub di sekretariat Partai Demokrat Sumsel,
ketiganya tak luput saling lontar ‘joke’ yang sangat segar. Sehingga suasana politis yang semestinya
serius itu menjadi penuh dengan canda. Akibatnya, mereka saling mengenang masa lalu, karena mereka pun sama-sama satu alumni yakni alumni Unsri dengan jurusan yang sama pula – Teknik Sipil. Ketika SO menjadi gubernur, Ishak dan Eddy adalah bawahannya, yakni bupati dan walikota.Kini, mereka bertiga sama-sama berniat maju di Pilgub Sumsel 2018, masing-masing dengan predikat yang sama yakni Calon Gubernur Sumsel. Entah drama apa yang bakal terjadi ketika suasana perpolitikan di daerah ini mengerucut kelak.Tak lama setelah itu, Ishak pun menerima kehadiran Pucuk Pimpinan PDIP Sumsel, H. Giri Ramandha Kiemas yang mengambil formulir di Demokrat paling akhir. Di sini ‘joke’ untuk Giri pun terlontar dari mulut suami Hj. Tartila ini. “Buah penghujung biasanya berasa manis,” lontaran ‘joke’ yang mencairkan suasana. Lebih serunya citarasa politik negeri yang memberi banyak pelajaran bagi masyarakat daerah ini, adalah pada Selasa lalu. Di sekretariat Partai Nasdem Sumsel, Ishak Mekki yang
mengembalikan formulir pencalonan bertemu dengan ‘juniornya’ yang tak lain adalah Ketua Partai
Gerindra Sumsel, H. Aswari Rifai, Bupati Lahat yang juga salah satu Calon Gubernur Sumsel. Aswari
juga berniat mengembalikan formulir yang sama. Disini, kedua tokoh Sumsel ini diterima langsung oleh dedengkot mereka H. Syahrial Oesman. Tak pelak pula, suasana ingar bingar pun terjadi. Ketiganya yang sama-sama sosok humanis saling lempar canda sehat dan tak terkesan bakal saling bersaing. Ketiganya hampir lupa maksud dan tujuan masing-masing. Yang ada adalah fenomena pendidikan politik bagi generasi bangsa terkhusus di Sumsel. Aswari yang merasa junior ‘sungkem’ kepada sang
senior, Ishak Mekki, begitu juga kepada SO. Meski formalitas berlangsung, seusainya mereka saling berangkulan dan ber-selfy-ria sebagai simbol persahabatan dan persaudaraan yang tak pernah lekang hanya karena panasnya suhu politik di antero Sumsel.(her-“ap-news”)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda