PEMERINTAH Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melalui Tim Pengedali Inflasi Daerah (TIPD)
melakukan rakor pemantauan harga dan pasokan pangan menjelang bulan
puasa. Upaya ini untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan
kestabilan harga menjelang Ramadhan dan idul fitri.
“Rakor ini adalah antisifasi dan kesiapan
kita menjelang puasa dan idul fitri dimana sering sekali terjadi kenaikan harga
menjelang puasa dan idul fitri” Ungkap Sekda OKI, H Husin, SPd, MM saat
memimpin rakor TPID OKI untuk menghadapi Ramadhan 1439 H di Kantor Bupati OKI,
Rabu (o2o5).
Seluruh pemangku kepentingan menurut Husin diminta
untuk terus melakukan pengecekan ketersediaan dan kenaikan harga pangan selama
memasuki bulan suci Ramadan.
Rakor koordinasi ini dihadiri sejumlah pihak antara
lain perwakilan Bank Indonesia, Hiswana Migas, Perum Bulog, BPS dan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait TPID.
Sekda selaku Ketua TPID OKI mengungkapkan
berdasarkan pantauan tim ketersediaan bahan pokok di tingkat pasar masih cukup
sehingga kenaikan harga belum signifikan.
“Pasokan dan distribusi untuk terus dipantau karena
jika pasokan kurang tentu akan berpengaruh terhadap permintaan dan harga”
Tungkasnya.
Perwakilan Bank Indonesia Palembang Rendra Prasetya
Kuswono mengungkapkan perkembangan inflasi di Sumatera Selatan pada April 2018
dikisaran 0,38 masih dibawah rata-rata nasional dan termasuk lima terendah di
Sumatera.
Komoditi penyumbang inflasi menurut Rendra antara
lain, cabai merah, bawang merah/putih, juga harga kendaraan bermotor. “tren inflasi di Sumsel masih dibawah rata-rata nasional dan ambang 3,5
persen namun menjelang Ramadhan patut di waspadai kenaikan beberapa komoditi
seperti beras, bawang, daging dan ayam,” terangnya. Selain faktor
komoditi inflasi menurut Rendra juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
seperti kenaikan BBM, cukai tembakau dan tarif dasar listrik. Untuk memantau
laju inflasi BI menurut dia selaku bagian dari TPID telah melakukan sinkronasi
dan membagi zonasi wilayah
“Kita akan bagi zonasi kabupaten/kota di Sumsel
untuk memudahkan koordinasi. Jadi misalnya suatu komoditas surplus di satu
Kabupaten bisa untuk menopang kabupaten lain agar sama-sama tetap stabil” pungkasnya.
Sementara itu, kepala Dinas Perdagangan Kabupaten
OKI, Sudiyanto Djakfar, S. Sos, M. Si mengungkapkan harga bahan kebutuhan pokok di Kabupaten OKI sampai
saat ini masih relatif stabil.
berdasarkan peninjauan yang
dilakukan, harga bahan kebutuhan pokok di Kota Kayuagung dan beberapa kecamatan
terdekat belum ditemukan lonjakan harga. “Untuk
beras tetap normal Rp10.000,- dibawah
HET. Untuk komoditi lain kenaikan hanya berkisar Rp.1000 ,-sampai Rp. 3.000, -seperti
telor ayam dari 19.000 naik jadi 22.000, namun yang naik signifikan daging ayam
ras dari 32.000,- ke- 36.000 masalahnya
karena pasokan dari peternakan yang tersendat karena sedang masa pembesaran,
mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kembali normal” Ungkap Sudiyanto.
Kestabilan beberapa bahan pokok
seperti beras, cabe dan bawang merah di OKI menurut Sudiyanto karena
perimbangan antara permintaan dan pasokan, “Kita
mengandalkan pasokan dari petani lokal hingga tidak terlalu tergantung ke pasar
induk yang ada di Palembang. Pasokan juga kita dapat dari Lampung,” tukasnya. Oleh karenanya Kadisdag menghimau warga tidak perlu resah
dan panik. Apalagi Pemkab beserta instansi terkait akan terus melakukan
pengawasan sehingga distribusi bahan kebutuhan pokok berjalan terkait. Dan
lanjut Sudiyanto, guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga, pihaknya telah
berkoordinasi dengan Bulog, terutama menyangkut pendistribusian bahan pokok
seperti beras, gula dan minyak curah ke seluruh pasar tradisionil. Langkah itu
dilakukan agar masyarakat, terutama yang kurang mampu dapat membeli guna
memenuhi kebutuhan menyambut bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. “kita akan lakukan operasi pasar bersama bulog termasuk
kepolisian untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan barang termasuk rantai
distribusinya”. Sudiyanto juga menambahkan jika nantinya ada
produsen pangan nakal yang menjual harga sangat tinggi ke masyarakat maka akan
diserahkan ke pihak berwajib. "Harapan kami
tentunya nanti saat menjelang puasa dan lebaran harga pangan terjangkau dalam
artian stabil dan terjangkau konsumen. Jadi konsumen mampu membeli pangan saat
puasa dan lebaran," tuturnya.(rel/okm/”ap-news”).