“Untuk mendukung pengelolaan bisnis hulu migas yang lebih
efektif, efisien, serta dalam upaya untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional
dan energi yang berkeadilan pada kesempatan kali ini juga, secara resmi kami
perkenalkan Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI),” ungkap Kepala SKK Migas
Dwi Soetjipto dalam laporannya kepada Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Arcandra Tahar di pembukaan Gross Split Coaching di Kantor SKK Migas,
Jakarta, Selasa (30/4).
OGI adalah suatu lembaga yang akan menjadikan SKK Migas sebagai
center of excellence dan center of knowledge dari industri hulu migas di
Indonesia. Para pekerja SKK Migas, yang juga merupakan expert di bidang
pekerjaannya masing-masing dapat memberikan informasi kepada para pemangku
kepentingan di industri hulu migas mengenai business and market intelligence.
SKK Migas sebagai IOGI dapat menjadi sumber data yang terpercaya bagi para
calon investor untuk dapat mendorong tumbuhnya investasi di hulu migas
Indonesia, serta dapat menjadi sumber dari rencana dan strategi jangka panjang
untuk cadangan hidrokarbon, lifting, serta optimasi biaya operasi.
Seperti halnya penemuan cadangan gas yang signifikan di Wilayah
Kerja Sakakemang, Provinsi Sumatera Selatan pada awal tahun 2019. Keberhasilan
tersebut merupakan hasil evaluasi SKK Migas dalam memetakan sepuluh area potensial
giant discovery. Selain Sumatera Selatan, masih terdapat sembilan area
potensial giant discovery lainnya yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera
Tengah, Tarakan Offshore, North East Java-Makassar Strait, Kutai Offshore,
Buton Offshore, Northern Papua, Bird Body Papua, dan Warim Papua.
Dari pemetaan tersebut, IOGI mengevaluasi lebih lanjut 19
cekungan produksi yang memiliki 126 proven plays dan mendapatkan potensi
sumberdaya “yet to find” sebesar 8,3 miliar setara barel minyak (boe). Hasil
evaluasi menunjukkan terdapat lima cekungan yang berpotensi menemukan giant and
significant discovery, yaitu Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Selatan, North
East Java, Kutai, dan Pre-Tertiary Passive Margin. Indonesia masih berpeluang
menemukan paling tidak dua giant fields dengan masing-masing sumberdaya di
tempat sebesar 770 juta boe.
Dwi menambahkan, “IOGI diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong semakin berkembangnya
bisnis hulu migas di Indonesia.” Secara konkrit, kontribusi yang diberikan
bukan hanya melalui analisis seperti “yet to find”, tetapi juga melalui Yearly
Indonesia Upstream Oil and Gas Outlook, publikasi berkala setiap semester,
focus group discussion, dan benchmarking tools yang dapat diberikan kepada para
pemangku kepentingan.(rel/ap/ang/"ap-news")