PT MRT Jakarta (Perseroda) mulai Senin (30/3) kembali menambah waktu tunggu (headway) menjadi 20 menit. Perubahan kebijakan layanan operasi didasarkan pada evaluasi jumlah penumpang MRT Jakarta selama satu pekan terakhir.
"Jumlah penumpang semakin menurun secara signifikan dibandingkan dengan ketika dalam kondisi normal." kata Kepala Divisi Sekretaris Korporat Muhammad Kamaluddin di Jakarta dalam keterangan tertulisnya.
Kebijakan ini kembali disesuaikan untuk mendukung gerakan penjagaan jarak sosial (physical distancing) yang disarankan oleh pemerintah pusat maupun Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 khususnya di ruang publik seperti transportasi umum.
Pembatasan dilakukan setelah jumlah penumpang MRT Jakarta berangsur-angsur menurun di bawah 10.000 penumpang selama sepekan. Meski sempat mencapai 13.430 penumpang di hari Senin (23/3) namun hingga Jumat (28/3) hanya sebanyak 3.309 penumpang.
Selain pembatasan waktu dan jarak tunggu dilakukan, pembatasan jarak antarpenumpang masih tetap dilakukan dengan jumlah 60 orang dalam satu gerbong selama masa tanggap darurat virus corona (COVID-19) di Ibu Kota.
Manajemen MRT Jakarta juga berharap masyarakat tidak perlu berpergian jika tidak darurat sehingga memperkecil potensi penyebaran COVID-19.
MRT Jakarta juga mengubah kebijakan dengan menerapkan jarak keberangkatan antarkereta tiap 10 menit dan mulai berlaku efektif pada Kamis (26/3) usai melakukan evaluasi jumlah penumpang dalam jangka waktu tiga hari.
Tak hanya MRT, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberlakukan pembatasan jam operasional serupa bagi LRT dan MRT. Penumpang hanya akan dilayani sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB dengan memastikan semua penumpang di Halte atau Stasiun di jam tersebut pasti dilayani.
Hingga pagi ini, jumlah kasus pasien Covid-19 di Jakarta ialah sebanyak 701 kasus. Angka ini dilansir dari laman resmi penanganan corona di DKI Jakarta corona.jakarta.go.id.
Dari angka itu sebanyak 435 pasien mendapatkan perawatan dan 48 orang dinyatakan telah sembuh. Kemudian sudah 67 orang meninggal dunia dan sebanyak 151 orang melakukan isolasi mandiri.