Kepala MD Nurul Islam Mandi Angin: Madrasah Diniyah Program Bagus Tapi Kurang Mendapat "Perhatian" - AGUNG POST NEWS

08 Agustus 2020

Kepala MD Nurul Islam Mandi Angin: Madrasah Diniyah Program Bagus Tapi Kurang Mendapat "Perhatian"



 
Mandi Angin, "ap-news" Online. 
MELIHAT dari dekat keberadaan dan Realisasi Program Satu Desa Satu Madrasah Diniyah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, yang dirintis dan dilaksanakan Analisis & Aktifis Pemuda Ogan Ilir, Marwansyah Al-Fatih, SPd, Aktifitas dan perkembangan madrasah diniyah akan terus ditampilkan dari desa ke desa oleh Tim "Agung Post Group dan Online" dalam kemasan yang dirangkum dalam tulisan sesuai keberadaannya saat ini.
 
 
PERASAAN khawatir pada anak akan pengaruh lingkungan yang tidak baik, memotivasi kami sebagai guru dan orang tua sehingga merasa terpanggil untuk mendidik anak-anak di desa ini agar mengenal dan memahami agama. Demikian kata Supriyadi, Kepala Madrasah Diniyah (MD) Nurul Islam, Desa Mandi Angin, Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, pada "ap-news"baru-baru ini.
 
 
 
Dan terangnya, Madrasah Diniyah (MD) Nurul Islam ini berdiri Tahun 2018, seiring Program Pemda Ogan Ilir, Satu Desa Satu Diniyah. Mudah mudahan, program pendidikan Islam ini berkelanjutan, sebab dengan adanya program ini anak anak khususnya didesa ini dapat memperoleh pendidikan agama tambahan. Sehingga, dengan ilmu agama yang ia miliki, dalam pergaulannya tidak mudah dipengaruhi perilaku lingkungan yang kurang baik termasuk juga pengaruh moderenisasi dari luar.
 
Masih menurut Supriyadi,  saat ini, MD Nurul Islam diliburkan mulai dari Bulan Maret 2020 kemarin, karena mengikuti anjuran pemerintah terkait penyebaran wabah Covid 19, hingga sekarang. Namun, sebelumnya kegiatan belajar mengajar disini, berjalan normal. Yaitu, belajar dari siang hingga menjelang sore, katanya.
 
Untuk jumlah anak didik, MD Nurul Islam berjumlah sekitar 80 orang anak, yang terbagi dalam IV kelas yang berasal dari SD Negeri 12 Indralaya Selatan, yang duduk di kelas III sampai Kelas VI dan di gedung sekolah itu juga proses belajar mengajar kami berlangsung karena belum mempunyai bangunan sekolah sendiri. Sedangkan, jumlah  pengajar beserta staf semua berjumlah 8 (delapan) orang termasuk saya sebagai  kepala sekolah, kata  Supriyadi, yang juga sebagai P3N di desanya ini. Sementara terkait honor, menurutnya, honor mereka terima dari kepala desa melalui Anggaran Dana Desa dan Dana Desa, paparnya.

Hanya saja, tutur Supriyadi. Program ini sepertinya kurang mendapat perhatian pemerintah daerah karena disana sini masih banyak sekali kekurangan, seperti alat pendukung belajar, gedung dan sebagainya. Pada awal program ini dicanangkan, Tahun 2018,  saat itu bantuan alat tulis dan buku paket pelajaran diberikan, namun sepertinya sekali saja, sebab hingga kini bantuan serupa belum kami terima lagi, yang menyebabkan sarana operasional jadi serba kekurangan, cetusnya. Untuk itu, Ia berharap, mudah mudahan Pemda OI dapat memperhatikan permasalahan ini, tandasnya.
 
 
Sedangkan menurut Ahmad Afendi ZH, Kades Mandi Angin, ketika dimintai keterangan tentang Program Diniyah ini mengatakan, sebagai Pemerintahan Desa sangat mendukung Program Pemda OI ini, karena program ini merupakan salah satu upaya untuk membentengi anak anak dari pengaruh negatif  kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  dan budaya asing. 
 
"Tentu sangat baik buat mereka dan masa depannya." katanya. "Dan semoga, kelak mereka menjadi generasi yang berakhlak dan tahu batasan, tidak terjerumus dalam pergaulan lingkungan yang tak dinginkan seperti pergaulan bebas dan lain sebagainya," ujarnya dengan harap. (van/"ap-news")

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda