Indralaya, "Ap-News" Online
MEMPERHATIKAN kondisi terkini sungai dan anak-anak sungai yang tersebar di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan, maka ke depan dipandang perlu untuk dilakukan normalisasi, karena sudah banyak yang mendangkal.
Harapan tersebut mengemuka saat kegiatan Uji Publik II kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Ilir (OI), di Ruang Rapat Bupati OI, Kawasan Perkantoran Terpadu (KPT), di Tanjung Senai, Indralaya, Kamis, (8-7).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) OI dihadiri sejumlah pihak yang mewakili Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pihak Swasta, Camat, serta unsur Tokoh masyarakat. Bertindak sebagai Konsultan sekaligus narasumber adalah, DR Resfidian Mahadi MSi dari Universitas Sriwijaya. Acara yang dimoderatori, Drs H Abdul Rahman Rosyidi, MM MBA (Kadin LHP), dihadiri Staf Ahli Bupati Hasnandar SE MM, dan DR Harlina.
Merespon penjelasan Kadin LHP, Abdul Rahman Rosyidi, salah seorang tokoh masyarakat OI, Drs H Iklim Cahya MM menyampaikan, setidaknya ada tiga hal pokok yang harus menjadi perhatian terkait masalah lingkungan hidup di OI. Pertama, masalah makin dangkalnya sungai dan anak-anak sungai, karena itu masalah normalisasi hal yang mutlak harus dilakukan.
Karena kalau tidak maka ke depan bisa saja aliran sungai terutama anak-anak sungai, akan tertutup oleh tanah/daratan. Hal tersebut sangat rawan karena akan mempengaruhi kehidupan biota air terutama ikan, serta juga akan mempengaruhi aliran air ke sawah-sawah milik rakyat. Senada dengan Abdul Rahman, Iklim Cahya juga sependapat sebaiknya ke depan rumah-rumah di tepian sungai dibangun menghadap ke sungai, atau setidaknya dibuat dua muka, hal tersebut supaya kebersihan dan kelestarian sungai lebih terjaga.
Kemudian masalah lingkungan, Kedua, yang disorot oleh Iklim Cahya yang pernah menjadi Ketua DPRD OI ini, adalah masalah perlunya recovery terhadap lahan-lahan bekas galian. Di sejumlah tempat saat ini banyak sekali tanah/lahan yang digali karena dijual untuk keperluan pembangunan seperti jalan tol dan perkantoran pemerintah. Lahan-lahan bekas galian ini tentu kondisinya rusak dan dibiarkan begitu saja. Karena itu jangan sampai terlantar berkepanjangan, maka perlu dilakukan recovery dan juga penghijauan.
Sedangkan, masalah Ketiga, yang perlu mendapat perhatian secara kontinyu adalah potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah), terutama di saat musim kemarau. Memang saat ini hal tersebut sudah menjadi perhatian khusus, oleh berbagai pihak baik di pusat maupun daerah, tapi yang paling penting dicarikan solusinya adalah upaya pencegahan, terutama menjadikan lahan-lahan yang terlantar menjadi produktif, ujar Iklim.
Menanggapi pemikiran yang dilontarkan Iklim Cahya yang juga pernah menjadi Ketua KONI OI ini, baik Abdul Rahman maupun DR Resfidian Mahadi, menyatakan akan memasukkannya pada laporan akhir buku KLHS, yang selanjutnya akan diserahkan kepada Bupati OI Panca Wijaya Akbar. ( kiriman: aria kesuma iklim/"ap-news") .