Manggarai Timur, "AP-News" Online
Pembentukan karakter menjadi hal mendasar dalam pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam lingkungan sekolah. Pembentukan karater siswa juga dilaksanakan di lingkungan pendidikan SMP Negeri 5 Kota Komba dengan Tema : "Pembentukan Karakter Siswa,Solusi, Alternatif Melatih Kepemimpinan di Lingkungan Sekolah". Sabtu, (17-13). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh kepala UPTD SMP Negeri 5 Kota Komba, Ritasarifianu Lagunya, S.Pd, Gr.
Kegiatan projek penguatan profil pancasila di ikuti oleh seluruh civitas SMP Negeri 5 Kota Komba dengan pemateri yang juga alumni SMP Negeri 5 Kota Komba serta guru-guru dan partisipan. Kedua Pemateri dalam kegiatan ini, Andri Saje Andung seorang pemuda yang bergelut di dunia politik Partai Nasdem. dan Marno seorang sarjanawan yang sering bergelut di dunia organisasi selama berada di lingkungan perkuliahan.
Ketua Panitia, Hubertus Basri, SPd dalam sambutanya bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Karakter siswa, Khususnya Peserta didik yang ada di lembaga SMP Negeri 5, Kota Komba.
"Kegitan ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa SMP Negeri 5 Kota Komba agar bisa menjadi seorang pemimpin dalam lingkungan sekolah,lingkungan masyarakat.Juga melatih peserta didik untuk memahami teknik dasar dalam keorganisasian," ungkap Basri.
Ketua Panitia juga menyampaikan dalam kegiatan Projek Suara Demokrasi melalui latihan dasar Kepemimpinan (LDKS) siswa harus dibekali dengan ilmu dasar kepemimpinan dan Organisasi. "Untuk Kegiatan kita dilembaga ini ada dua materi utama yaitu Teori Kepemimpinan dan Teori Keorganisasian,dua materi ini diambil sesuai tema projek Suara Demokrasi,peserta didik tidak sebatas mendengar teori yang disampaikan oleh pemateri tetapi akan di implementasikan melalui kedua materi tersebut dalam Simulasi Aksi nyata," Jelas Hubertus Basri
Kegitan ini diawali dengan doa dan lagu Indonesia raya yang dipimpin oleh salah seorang siswa SMP Negeri 5 Kota Komba.
Pada materi Organisasi Marno mengatakan, pentingnya organisasi dan manfaat organisasi itu sendiri demi pembentukan karakter siswa.
"Organisasi yang paling mendasar dalam kehidupan manusia adalah organisasi dalam keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Pada dasarnya kita semua dibentuk dalam sebuah organisasi dasar ini, sehingga dari kecil kita sudah mengbambil bagian dalam kehidupan berorganisasi. Kita tumbuh dan berkembang dalam lingkup yang lebih luas seperti lingkungan tempat kita tinggal, disitu kita juga masuk dalam sebuah organisasi yang cakupanya lebih luas," jelas Marno.
Dan lanjut Marno, Lingkungan yang memiliki struktur yang jelas dan mencapai tujuan bersama. kita tentunya terus berkembang, kita bergerak dari satu titik ketitik berikutnya. Hal ini sangat jelas dan tampak ada ketika kita mengenal sebuah organisasi yang lumrah di lingkungan sekolah seperti OSIS (Organisasai siswa intra sekolah)," tukasnya
Berorganisasi berarti mau membuka diri dan saling berbagi dengan yang lain.organisasi tidak bisa bergerak hanya seorang diri, dengan begitu kita membutuhkan pihak lain untuk saling mengisi dan saling berbagi demi mencapai sebuah kebaikkan bersama dalam kehidupan di lingkungan sekolah. Secara rinci Andriani Saje Andung
menerangkan, organisasi dan demokrasi merupakan dua elemen yang tidak bisa terlepas.
"Ada korelasi yang jelas antara organisasi dan demokrasi untuk menentukan pemimpin yang baik yang bermasyarakat.bahwa sebetulnya demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Disini sangat gamblang bahwa demokrasi itu sendiri dibentuk oleh masyarakt untuk kepentingan masyarakat," terang Andri. Andri juga menjelaskan, proses demokrasi akan berlangsung dan melalui tahapan demi tahapan. Tahapan itu seperti, penentuan bakal calon, pengajuan bakal calon, penentuan nomor urut, dan pemaparan visi misi lalu diakhiri dengan pesta demokrasi. Tidak hanya itu pak andri juga menjelaskan tantangan yang akan kita hadapi berhadapan dengan demokrasi bawasanya kita harus mampu menentukan pemimpin yang baik yang mampu menganyomi dan bisa berbicara di depan umum.
"Pemimpin dalam sebuah organisasi tidak dipilih berdasarkan faktor kedekatan atau atas dasar relasi kepentingan tertentu, misalnya adik-adik memilih ketua osis karena menganggap bahwa calon ketua nomor urut satu adalah teman baik saya, semetara kemampuanya tidak bisa di andalakan untuk jadi pemimpin. Ini menjadi bukti kecil dan tantangan bagi kita kedepanya menghadap pesta demokrasi,"
Hal seperti ini yang perlu dirubah dan pelan-pelan dihilangkan dari lembaga pendidikan SMP Negeri 5 Kota Komba.
Dalam simulasi Andri menjelaskan proses tahapan demokrasi OSIS ada beberapa tahap sederhana yang harus dilakukan agar pesta demokrasi berjalan lancar seperti: tahap pendaftaran, tahap pencalonan, dan tahap pencoblosan.
"Pada Tahap pendaftaran calon ketua OSIS harus mepersiapkan administrasi pendaftara supaya bisa ditetapkan sebagai calon oleh panitia, disini panitia melakukan Verifikasi berkas atau mengecek kelengkapan berkas. Kemudian panitia membuat berita acara dan menetapkan bakal calon menjadi calon ketua OSIS," tutup Andri..
Pada akhirnya kegitan ini berlanjut pada aksi nyata, siswa siswi merasa sangat antusias ketika diminta aksi nyata. Siswa dibentuk dalam dua kelompok yang berbeda dan menerapkan proses demokrasi dengan teori yang suda dijelaskan oleh pemateri. Selain itu para siswa juga di bimbing oleh bapak dan ibu guru selama aksi nyata ini di buat. Aksi nyata ini lalu di diskusikan di depan kelas dan kelompok yang lain mendengarkan dan memberi tanggapan.
Kegitan ini berakhir dengan foto bersama pemateri, juga siswa siswi dan guru-guru yang hadir. (sbd/"ap-news).