Ogan Ilir, "Agungpost-Pikiran Rakyat.com"
DALAM menyajikan berita wartawan tidak boleh mencapur adukan fakta dan opini apabila ini dilakukan maka melanggar kode etik jurnalistik pasal 3. Saat membuat berita jangan menggunakan otak tapi pakailah hati sehingga produk berita yang dipublikasikan aman. Demikian Ketua Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel, H Oktaf Riyadi SH, saat memberikan materi Pelatihan Jurnalistik Internal pada anggota PWI Ogan Ilir, Kamis, (12-10) siang. Yang berlangsung di Sekretariat PWI Ogan Ilir, Inderalaya.
Lebih lanjut, Octaf Riyadi menyampaikan, dalam menulis berita kontrol berniatlah baik, sekalipun perbuatan oknum yang akan diberitakan diduga bersalah gunakanlah kalimat beretika, pas, sesuai fakta. Dan jangan karena tujuan pribadi tidak terpenuhi bikin berita keluar dari kaedah jurnalistik. Artinya, wartawan itu harus bekerja profesional dan jangan berhenti belajar ikuti perkembangan zaman, kemaslah berita dengan bahasa jurnalistik tuangkan dalam tulisan dengan hati yang bersih, tandasnya.
Prosesi pelatihan "hidup" karena penerapan pola sharing sesion tebagi tiga sesi dengan lontaran pertanyaan sengit/kritis etis dari peserta mulai masalah konfirmasi, menyangkut berita keluarga wartawan, 404/rejek, dan sikap SKK migas terhadap wartawan Ogan Ilir sebagai tuan rumah lokasi operasionalnya. 11 peserta mencocor Ketua FJM yang mantan Pemred Palpost, juga mantan Ketua Bidang Pembelaan PWI Pusat merangkap pengacara pers, yang menjadi pembicara pelatihan tersebut. Dengan gaya yang khas santai dan sekali sekali guyon pers.
Semua pertanyaan, masukan saran dijawab dengan tegas lugas santai hhhh- hehehe tapi walau demikian tidak sepatah katapun apalagi sepenggal kalimatpun jawaban, Oktaf Riyadi memberi peluang ruang bagi wartawan saat bertugas menyalahi kode etik jurnalistik dan kaidah pers. Semua peserta lebih kurang 60 orang terlihat segar dan senang menerima umpan balik yang familier dan tepat. Sehingga, semua peserta bagaikan mendapat senjata baru untuk "bertempur" dengan bebagai informasi yang akan dikemas dalam bentuk tulisan pemberitaaanya. Inilah rangkuman pelatihan yang disampaikan pembawa acara/host, HM Syarifuddin Basrie, S.I.Kom, Wanhat PWI OI yang Juga Anggota DKD PWI Sumsel, sebelum menutup pelatihan jurnalistik internal PWI Ogan Ilir, sesi perdana di Indralaya, Kamis siang.
Ketua PWI Ogan Ilir, Fredi Kurniawan, dalam sambutan pembukaan dan penutupan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Internal (PJI) bagi para Anggota PWI OI, menekankan, para panitia harap mencatat bagi anggota PWI Ogan Ilir yang dengan sengaja tidak mengikuti kegiatan pelatihan yang sangat penting ini. Kecuali mereka menjalankan tugas jurnalistik karena dikejar deadline atas perintah Pemrednya.
Masih kata, Fredi melanjutkan, terimakasih kepada Wanhat yang telah merancang membantu Ketua, Pengurus PWI OI membuat dan sekaligus merealisasi kegiatan yang langkah dan bermutu buat pengetahuan para wartawan Anggota PWI Ogan Ilir ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada, Pak Oktaf Riyadi, Ketua FJM Sumsel. Rasanya materi serta umpan balik yang disajikan dalam pelatihan sangat bermutu dan insyaaAllah pencerahan yang menyiratkan pengetahuan seperti ini gampang dicerna untuk diterapkan para wartawan dalam menjalankan tugas dan pengolahan berita menjadi produk jurnalistik, sebagai mana yang diharapkan Dewan Pers dalam kaitan UU40'99 dan Kode Etik Jurnalistik, pungkas Fredi.
Kita sengaja menggelar kegiatan ini di Sekretariat PWI Ogan Ilir dan menjadi program berkesinambungan dengan 12 kali pertemuan setiap hari Jum'at siang, tutur Kabiddik PWI Ogan Ilir, Karyani Utari, singkat.(cal/Lin/"Agungpost Pikiran rakyat"/*****).