Pemerintah Perintahkan Sosialisasi Corona Pakai Bahasa Daerah
(Kepala Gugus Tugas Penanganan Corona Doni Monardo meminta sosialisasi bahaya dan pencegahan corona disampaikan dengan bahasa daerah, tak hanya bahasa Indonesia ).
KEPALA Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta penyampaian sosialisasi bahaya virus corona (Covid-19) tidak hanya dengan bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa daerah. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mudah memahami bahaya dan pencegahan virus corona.
"Pemerintah telah memutuskan social distancing dan physical distancing, harus bisa diterjemahkan dalam bahasa daerah sampai RT/RW dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat," ujar Doni dalam jumpa pers melalui siaran langsung akun Instagram Sekretariat Kabinet, Selasa (31/3).
Doni meminta agar penyampaian sosialisasi turut melibatkan tokoh-tokoh yang ada di tingkat desa. Sosialisasi tersebut dapat menjelaskan tentang ancaman covid-19, penularan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan, sehingga masyarakat tidak mudah terinfeksi.
Salah satunya mengenai mencuci tangan. Doni menjelaskan bahwa 90 persen penularan Covid-19 berasal dari interaksi menggunakan tangan. Oleh karena itu ia mengingatkan agar masyarakat rajin mencuci tangan.
Pihak terkait yang menyampaikan sosialisasi juga perlu mengingatkan masyarakat mengenai hal tersebut. Tentu guna menekan laju penularan virus corona.
"Tangan yang menyentuh bagian tertentu pada beberapa tempat umum, fasilitas publik, dan sebagainya. Kemudian tangan tersebut menyentuh mata hidung dan mulut. Inilah yang menjadi faktor terbesar seseorang terpapar atau bahkan terinfeksi," jelasnya.
Virus corona telah menginfeksi 1.414 orang di Indonesia hingga Senin (30/3). Jumlahnya meningkat dari hari sebelumnya.
Dari 1.414 kasus positif, sebanyak 122 orang meninggal dunia dan 75 orang telah dinyatakan sembuh dari virus corona.
"Penambahan konfirmasi kasus positif mencapai 129 orang, sehingga total kasus 1.414," kata Juru Bicara Pemerintah khusus penanggulangan corona, Achmad Yurianto, Senin (30/3).
Terbaru, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar disertai penerapan darurat sipil. Jokowi ingin langkah yang lebih efektif dalam menanggulangi corona di Indonesia.
"Saya minta kebijakan pembatasan sosial berskala besar, physical distancing dilakukan lebih tegas, disiplin, dan lebih efektif lagi, sehingga saya sampaikan juga tadi bahwa perlu didampingi kebijakan darurat sipil," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai corona, Senin (30/3).