SELAMA satu tahun ini, Provinsi Sumatera Selatan telah banyak melakukan berbagai perubahan dibidang pembangunan infratruktur. Semua pembangunan yang telah dilakukan ini nanti milik rakyat Sumatera Selatan sehingga perlu dijaga dan dirawat. Hubungan yang harmonis antara pemerintah pusat dengan daerah juga membuat Sumsel menjadi iklim yang kondusif untuk berinvestasi. Pemerintahan Presiden Jokowi-JK, telah memberikan sumbangsih yang tinggi dalam pertumbuhan perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan. Berbagai proyek pembangunan sarana infrastruktur telah dikerjakan.
Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan, banyak pembangunan infrastruktur yang strategis dalam mendongkrak perekonomian masyarakat Sumsel. Dia menambahkan, infrastruktur yang dimaksud seperti, pembangunan ruas tol Palembang-Inderalaya (Palindra) yang telah dilakukan Presiden Jokowi secara langsung beberapa waktu lalu di titik nol Tol Palindra, Jalan Lingkar Selatan Palembang, Desa Ibul Besar III, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI). Selanjutnya, pembangunan ruas jalan tol Palembang-Tanjung Api-Api (Palepi). Dimana, TAA terdapat pelabuhan besar yang dilengkapi dengan kawasan industri. Apabila sudah terbangun akan menjadi pusat bisnis yang menjadi nilai tambah bagi kesejahteraan rakyat. Serta, ruas tol Palembang-Betung. Masing-masing dari ruas tol tersebut akan terintegrasi dengan jalan Tol Trans Sumatera, yang terhubung dengan pengembangan Merak, Bakauheni, Palembang dan Tanjung Api-Api (TAA). "Ada tiga ruas jalan tol, 2 Jembatan Musi, LRT (Light Rail Transit) dan macam-macam," ungkapnya.
Geliat pembangunan di Sumatera Selatan ini mendapat pujian langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan peninjauan pembangunan proyek light rail transit (LRT) dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menuju Jakabaring sepanjang 22,5 kilometer. Selain meninjau LRT, Jokowi bersama Gubernur H Alex Noerdin juga melakukan peninjauan pembangunan jalan Toll Palembang- Indralaya serta sebelum bertolak ke Jakarta Jokowi dijadwalkan melakukan penyerahan surat pemberitahuan tahunan (SPT) Pajak secara online. Dalam kesempatan ini Presiden Jokowi menceritakan awal mulanya pembangunan LRT di Palembang. Menurut Jokowi, LRT ini berawal dari Gubernur Alex Noerdin yang menyampaikan tentang kondisi jalanan di kota Palembang sudah mulai macet. “Seperti yang kita lihat pembangunan LRT ini sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai rencana, kita harapkan selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018,” ungkapnya.
Sementara di hadapan Presiden Jokowi, Menhub Jonan memaparkan video denah trase LRT, serta menjelaskan tentang pembangunan LRT di Palembang dikerjakan kontraktor PT Waskita Karya sejak Oktober 2015 lalu. Menurut Jonan, pelaksanaan pembangunan LRT ini dibagi lima zona yang memiliki 13 stasiun, satu jembatan yang sejajar dengan Jembatan Ampera, dan satu dipo. Ke-13 stasiun tersebut adalah Bandara SMB II, stasiun Asrama Haji, RSU Provinsi, Telkom, Palembang Square Mall, Kantor Dishubkominfo Sumsel, Simpang Polda, Demang Lebar Daun, Pasar Cinde, Jembatan Ampera, Polresta Palembang, Jakabaring, OPI Mall, dan Dipo Jakabaring.
Target proyek selesai tahun 2018 atau sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 sudah bisa dioperasikan” terang Jonan. Jonan menjelaskan, pembangunan LRT di Palembang merupakan proyek percontohan untuk pengembangan perkeretaapian perkotaan yang akan terintegrasi dengan jaringan jalur KA eksisting, sehingga dapat menjangkau pergerakan penumpang yang cukup luas. Progres pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan memang cukup terasa jelas. Sehingga Presiden Jokowi seakan penasaran melihat pembangunan yang dilakukan Gubernur Alex Noerdin selama kurun satu tahun ini. Selanjutnya Presiden Joko Widodo kembali berkunjung ke Palembang. Dalam lawatannya kali ini, ia kembali meninjau pembangunan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Pegayut Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Disela peninjauannya, Jokowi memuji progres pembangunan tol yang baik walau dengan medan yang sangat sulit, karena lebih dari 70 persen adalah rawa-rawa. Hingga sekarang, progres pengerjaan fisik Tol Palindra baru mencapai 11 persen. "Sebenarnya ini sudah dimulai bulan Juli tahun lalu, walaupun medannya berat, tetapi saya lihat progresnya sudah sangat bagus," katanya. Ditambahkan Jokowi, sebagian besar ruas tol adalah rawa, sehingga butuh kerja ekstra dan teknologi yang canggih untuk menyelesaikan tol ini sesuai target."Panjang tol 22 kilometer dengan rawa-rawa sepanjang 17 kilometer dan 5 kilometer lahan biasa, teknologinya juga harus baik, air harus dipompa dulu untuk mengeringkan tanah menggunakan vacum," lanjut Jokowi. Pembangunan tol ini, menurut Jokowi, bukan hanya untuk mendukung Asian Games 2018 tetapi juga untuk mendukung kebutuhan infrastruktur transportasi di masa depan. Tol Palindra merupakan cabang dari poros Lampung-Palembang-Aceh yang terintegrasi dalam Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Dilihat sehari-hari, kemacetan Palembang sudah mulai. Melihat seperti ini, kita mengantisipasinya jangan 5-10 tahun kedepan, namun 50-100 tahun kedepan. Akan seperti apa Palembang kalau kita tidak menyiapkan infrastruktur terlebih dahulu," tegasnya. Dirinya menjelaskan, bila pembangunan infrastruktur tidak didahulukan, nantinya lahan yang saat ini belum digunakan tersebut, akan dibangun menjadi rumah pemukiman atau pun gedung-gedung. "Bila sudah seperti itu, pembebasan jadi sangat mahal," jelasnya. Jokowi optimis pada Gubernur Alex Noerdin jika pembangunan tol bisa selesai tepat waktu hingga akhir 2017 atau paling lambat pada awal 2018. "Kita harapkan bulan depan pada bulan kering sudah mulai di aspal dan Insyaallah akhir tahun 2017 atau awal 2018 tol sudah bisa digunakan," harapnya.
KEK TAA Memukau Dunia
Selain jalan tol dan LRT yang progresnya telah berjalan, Sumatera Selatan juga bergeliat membangun Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api (KEK TAA) dan Tanjung Carat. Letaknya yang strategis membuat KEK TAA menarik perhatian dunia untuk berinvestasi. Semua fasilitas ada di Tanjung Api-Api dan saat ini tengah dikembangkan. Jalan tol, jalur kereta double track, dermaga yang luas, wilayah yang aman serta mampu menjadi penopang ekonomi nasional membuat KEK TAA banyak diminati investor asing. Salah satunya tim Dubai Port World yang berencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat, pengembangan KEK TAA, pembangunan Jalan Tol Palembang-TAA serta rencana pengelolaan alur Sungai Musi. Untuk membuktikan keseriusannya, investor asal Uni Emirat Arab ini mendatangkan Adil Al Zarooni (Senior Vice President Economic Zones World), Kris Chang (Vice President Business Development Dubai Port World Asia Pasific), William Khoory (Vice President Dubai Port World Terminal Petikemas Surabaya), Chris Young (Senior Manager Business Development Dubai Port World Head Office), dan Muhammad Fathoni (Project Engineer/Techinical Expert). Dalam kesempatan tersebut, Adil Al Zarooni mengungkapkan, saat pihaknya membangun Kawasan Ekonomi dan Pelabuhan Jebel Ali keadaannya jauh lebih buruk dibanding apa yang ada di KEK TAA sekarang. "Dulu kita tidak memiliki sumber daya, tidak memiliki komoditas, akses yang kurang mendukung karena berada di teluk serta keuangan pada saat itu terbatas. Namun dengan semangat, akhirnya kita berhasil membangun KEK Jebel Ali," kenangnya. Menurut Adil Al Zarooni, dengan keadaan KEK TAA yang ada seperti sekarang ini pihaknya yakin KEK TAA akan berhasil, ditambah lagi dengan didukung penuh dari Pemerintah Indonesia. "Saya lega bahwa semua ini didukung penuh pemerintah, bukan hanya daerah tetapi juga didukung Pemerintah Pusat di Indonesia," terang Adil Al Zarooni.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin mengatakan, kedatangan Tim Dubai Port Word merupakan yang ketiga kali dan sudah banyak mengalami kemajuan yang signifikan. Setelah dilakukan analisa oleh Tim Dubai Port, dalam waktu dekat mereka akan kembali lagi ke Sumsel untuk melanjutkan langkah dan tahapan selanjutnya."Ini bukan main-main, proyek ini sangat besar dan harus bisa selesai dalam waktu singkat. Semua ini tidak mudah, namun yakinlah Sumsel memiliki semangat tinggi untuk maju dibanding provinsi lain di Indonesia," tegas Alex. Dalam kesempatan tersebut, Alex juga mengajak seluruh SKPD dilingkungan Pemprov serta para pengusaha di Sumsel untuk mendukung penuh pembangunan KEK TAA dengan memberikan kinerja maksimal dan membuat ini menjadi kenyataan. Ditambahkannya, KEK TAA merupakan lompatan jauh kedepan untuk kemajuan Sumsel karena akan memberikan nilai tambah bagi Sumsel dan setelah ini berhasil Sumsel akan melampaui apa yang ada selama ini. "Semua ini tidaklah mudah, tetapi kalau dikerjakan bersama-sama yakinlah akan berhasil. Karena tidak ada tempat lain yang lebih baik di Indonesia selain di TAA, jadi yakinlah," kata Alex optimis.
Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumsel, Dodi Reza Alex mengatakan, dengan adanya tambahan potensial dalam pengembangan KEK TAA dapat semakin meyakinkan investor untuk menanamkan investasinya di KEK TAA. "Jelas ini bermanfaat bagi masyarakat Sumsel, namun dari kacamata investor harus diyakinkan yaitu dengan memiliki gambaran yang luas," ujar Dodi. Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini, dalam parlemen pihaknya selalu mendorong infrastruktur KEK TAA disiapkan terlebih dahulu, yakni dengan pembangunan jalan tol Palembang-TAA. Selain itu, kata dia, Pemerintah Pusat dan DPR RI memberikan dorongan penuh serta akan memberikan insentif kepada BUMN yang ada di Indonesia agar dapat menanamkan infrastrukturnya di KEK TAA. "Kita memberikan keyakinan kepada investor bahwa usaha mereka ini didukung penuh oleh Pemerintah Pusat dan Parlemen Pusat di Indonesia. Ini bukan kerja mudah dan bukan masalah yang bisa selesai dikerjakan semalam," pungkasnya. Dukungan yang sama diberikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Sudirman Said yang memastikan KEK TAA memiliki potensi untuk dibangun berbagai proyek-proyek energi. Seperti kilang minyak berkapasitas besar sebagai pengganti kilang minyak Plaju Palembang yang diketahui sudah tua dan tidak produktif lagi.
Menurut Sudirman, dalam waktu 10 tahun ke depan Indonesia membutuhkan empat kilang minyak berkapasitas besar, dua diantaranya sudah ditetapkan akan dibangun di Bontang dan Tuban. Sementara, dua kilang minyak lainnya masih dalam pencarian tempat yang cocok untuk dibangun."Kalau sudah dibangun dan terjadi aktifitas di KEK TAA, beberapa proyek lainnya juga bisa dilakukan. Masih banyak inisiatif energi yang dapat dilakukan di KEK TAA , kita berharap kawasan ini dapat segera menjadi kawasan pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Sudirman menambahkan, kunjungannya kali ini membawa dua fungsi yakni sebagai Menteri ESDM untuk meyakinkan kebutuhan energi baik secara wilayah dan kawasan agar bisa terpenuhi seperti kapasitas listrik yang dibutuhkan, pasokan gas dan yang lainnya. Fungsi kedua yakni sebagai penghubung investasi seperi investor asal Timur Tengah Dubai Port World yang berminat berinvestasi di KEK TAA. Menurutnya, kunjungan ini untuk meyakinkan rencana Dubai Port World berinvestasi di Sumsel dapat segera direalisasikan secepat mungkin. Selain itu, pihaknya juga terus menjalin komunikasi yang berkelanjutan dengan Dubai Port World. "Saya sudah berkeliling ke berbagai kawasan ekonomi di Indonesia, KEK TAA sangat potensial karena secara infrastruktur dan desain sudah menunjukkan kesiapan. Untuk itu kita akan mendorong semuanya termasuk percepatan KEK TAA," tegasnya. Sudirman menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali kunjungan ke Provinsi Sumsel dan selalu mendapati berbagai progres pembangunan terus berjalan maju kedepan. "Karena itu, sudah seharusnya masyarakat Sumsel berbangga karena beruntung memiliki Gubernur yang progresif," terangnya.
Semua dukungan ini membuat Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin atas nama Pemerintah Sumsel merasa bangga karena ide pembangunan KEK TAA didukung penuh menteri ESDM RI. "Memang KEK TAA merupakan tempat yang paling tepat untuk berinvestasi di seluruh Indonesia. Seperti halnya kilang minyak kita harapkan salah satunya dibangun disini, boleh bersaing dengan daerah lain namun pastinya Sumsel lebih siap," pungkas Alex. (adv***/ap)