KESERIUSAN Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam menggagas
program satu desa satu madrasah tampaknya bukan hanya sekedar wancana lagi,
bahkan telah berkomitmet program ini
harus segera direalisasikan. Seluruh proses perencanaan terkait program
ini termasuk masalah anggaran sudah dikaji secara matang dan final, demikikan
Bupati Ogan Ilir, H Ilyas Panji Alam, ketika memberi sambutan peletakan batu
pertama pembangunan Madrasah ibtidaiyah di desa Srikembang, Kecamatan
Muarakuang, selasa, belum lama ini.
Dan lanjut Bupati,
terkait masalah program satu desa satu Madrasah ini agar pelaksanaannya
berjalan dengan baik maka kita menghimbau
pada dinas dan instansi terkait untuk sungguh-sungguh dan supaya
melibatkan secara langsung seluruh elemen masyarakat untuk berpastisipasi
mengawal dan ikut menyukseskan program
ini.
Dan katanya meneruskan, Ini Program jangka panjang sekaligus investasi
buat regenerasi anak-anak kita kedepan, sehingga anak-anak kabupaten Ogan Ilir
mejadi soleh dan soleha, berakhlakul karimah, cerdas secara intelektual maupun
spiritual. Kita tidak mau lagi mendengar ada anak-anak di Ogan Ilir tidak bisa
membaca Alquran, tidak bisa berwudhu dan tidak bisa sholat. Bahkan yang jauh
lebih besar lagi, kita tidak ingin anak-anak di Ogan Ilir menjadi
generasi pecandu narkoba, generasi pemabuk, generasi kriminal, tegas HM
Ilyas seraya mengakhiri sambutannya yang sambut
gemuruh tepuk tangan pertanda antusias masyarakat. Untuk tahun 2018
fohus program satu desa satu madrasah adalah pada usia pendidikan dasar / SD
yaitu satu desa satu madrasah Diniyah. InsyaAllah kedepan bisa dilanjutkan
untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA. Sehingga bisa sesuai target kita bahwa
setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama dalam belajar agama islam
disetiap jenjang pendidikan umum. Dan juga
pak bupati menegaskan bahwa
“ jika ingin membangun peradaban, maka
bangunlah pendidika,.” tutup pak bupati ketika disela-sela waktu
wawancara.
Ketua Tim Program
Penguatan Pendidikan Karakter Ogan Ilir (PPK), Marwansyah Al-Fatih, saat
dikonfirmasi mengatakan, Program satu desa satu Madrasah ini dimulai dari
kekhawatiran yang mendalam Pak Bupati, HM Ilyas Panji Alam, dan Pak Wahyudi
selaku Ketua Karang Taruna kabupaten Ogan ilir, terhadap ancaman moral akhlak
generasi muda terkini terkait kemajuan
zaman yang dilumuri oleh berbagai hal mulai dari narkoba, jaringan dunia maya
yang sulit dibendung sehingga berbagai informasi tayang dengan bebas melalui
media social, cetus Marwansyah Al-Fatih
Masih menurutnya,
adanya perkembangan kejolak social tersebut, selaku Ketua KT OI, Pak Wahyudi,
membentuk tim work untuk melakukan
kajian. Sehingga saya sebagai Wakil Ketua I yang membidangi
Pendidikan dan Pengkaderan dan bendahara umum karang taruna OI Jialyka Maharani, kata Marwansyah Al-Fatih,membuat rumusan untuk membantu mewujudkan niat baik dan tulus
Pak Bupati agar program satu desa satu Madrasah bisa
masuk lewat program nasional penguatan pendidikan karakter (PPK). Langkah
awalnya dimulai dari pendidikan dasar anak usia SD yaitu dengan mengikhtiarkan
satu desa satu Madrasah Diniyah. Ini Insyaa’Allah merupakan solusi alternatif
terhadap persoalan minimnya waktu dan materi pendidikan agama yang diajarkan
di sekolah-sekolah umum, ungkap Marwansyah Al-Fatih. Dan katanya meneruskan, pendidikan
umum dan pendidikan agama kedua-duanya sama-sama pentingnya.
Oleh karena itu
jangan sampai ada kesenjangan dan ketimpangan yang begitu jauh terhadap
anak-anak kita dalam memperoleh pendidikan baik umum maupun agama maka tambahan
belajar dimadrasah menjadi solusi yang sangat tepat. Diakhir penjelasannya, Marwansyah Al-Fatih, menyampaikan program
Madrasah Diniyah ini sudah sinkron dan sejalan dengan program pemerintahan
pusat khususnya program penguatan pendidikan karakter yang digagas oleh
Kemendikbud. Seperti disampaikan secara
jelas dan gamblang oleh Mendikbud, Muhajir Efendi, beberapa waktu lalu saat kunjungan
di Ogan Ilir, Mendikbud saat itu juga mengatakan, terangnya mengulang, “tidak
ada full day school” Justru yang ada kemendikbud akan besinergi dengan sistem madrasah
diniyah, ujar nya yang juga dipercayai sebagai Ketua tim pelaksana program satu
desa satu Madrasah, tandasnya. Ketua Karang Taruna Ogan Ilir, Wahyudi Maruwan,
saat dihubungi via selulernya, menegaskan dan mengakui kalau program satu desa
satu Madrasah merupakan, program super dan spektakuler yang harus didukung dan disukseskan oleh semua pihak. Sebab, kata
Wahyudi yang juga Wakil Ketua DPRD Ogan Ilir,
fenomena penyakit sosial yang meresahkan kita, di Ogan Ilir tiga tahun
terakhir ini cukup marak dengan peredaran narkoba yang sebagian besar sasaran
korbannya anak-anak. Nah dengan program
Madrasah ini setidaknya pemerintah sudah melakukan dua hal yaitu pencegahan
karena pengalihan tambahan waktu belajar di sore hari dan yang kedua pendidikan
dan pembinaan, cetus Wahyudi seraya menutup keterangannya. Untuk mencari tahu
bagaimana dengan kurikulum Satu Desa Satu
Madrasah, didapat keterangan dari
Kabid Dakwah MUI Ogan Ilir, Nurhasan, menurutnya lembaga pendidikan yang
menjadi salah satu program unggulan Bupati Ogan Ilir, H Ilyas Pani Alam, harus
didukung kesuksasannya, namun katanya kurikulumnya ditawarkan seperti ini, 1. Mengikuti kurikulum yg sdh ada pada
standar Kemenag tp disesuaikan dengan kafasitas kemampuan guru yg ada, 2. Harus
Mengkolaborasikannya dengan muatan lokal, seni dan budaya keislaman. 3.
Memfokuskan kepada guru kelas. 4. Lebih banyak praktek dibanding teori. 5.
Tujuannya menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada santri sejak dini. Tapi ukan berarti
memaksakann mereka menjadi ahli agama, ungkap Nursahan singkat.
(tim-“ap-news/ang/ap).