07 Oktober 2024
06 Oktober 2024
Survei Indikator Politik: 75 Persen Masyarakat Puas Kinerja Presiden Jokowi
Lembaga survei Indikator Politik mencatat sekitar 75 persen masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja Presiden RI Joko Widodo menjelang masa jabatannya berakhir.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, para responden ditanya "apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Presiden Jokowi?" Hasilnya 75 persen publik puas dengan kinerja Jokowi.
"Mayoritas merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi 75 persen," kata Burhanuddin di Jakarta, Jumat lalu (4/10), dikutip "ap-news" dari website merdeka.com
Apabila dirinci sebanyak 15,04 persen masyarakat merasa sangat puas dan 59,92 persen masyarakat cukup puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Kemudian, ada sekitar 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali, lalu ada 0,60 persen masyarakat yang tidak tahu/tidak menjawab.
Burhanuddin juga menampilkan tren kepuasan terhadap Jokowi sejak 2014 hingga 2024. Berdasarkan data tersebut, ada penurunan dari survei Indikator Politik pada bulan Juli 2024 di angka 82 persen dan September 2024 di angka 75 persen.
Selain itu, survei ini pun membandingkan tren kinerja era Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jokowi dalam 10 tahun memimpin.
Dia mengatakan naik turunnya kepuasan terhadap SBY dan Jokowi dipengaruhi tingkat inflasi.
"Pertama, kita survei Oktober 2014 Pak Jokowi punya approval rating 64 persen bulan Januari 2015, terlihat ada semacam honey moon period, meski nggak terlalu tinggi. Beda dengan SBY pada November 2004 itu langsung 80 persen," ujarnya.
"Pak Jokowi tak setinggi SBY karena pertama, Pak Jokowi itu setelah dilantik langsung menaikkan harga BBM, jadi langsung masa bulan madu dengan publik cepat selesai, kenaikan BBM punya dampak ke inflasi," sambung dia.
Survei Indikator Politik memaparkan data soal kondisi ekonomi hingga penegakan hukum. Berikut hasil surveinya:
1. Kondisi Ekonomi
Sangat baik: 1,1 persen,
Baik: 28,5 persen,
Sedang: 44,8 persen,
Buruk: 22,1 persen,
Sangat buruk: 2,8 persen,
Tidak tahu: 0,7 persen.
2. Kondisi Politik
Sangat baik: 2,1 persen,
Baik: 30,6 persen,
Sedang: 43,4 persen,
Buruk: 16 persen,
Sangat buruk: 2,5 persen,
Tidak tahu: 5,5 persen.
3. Kondisi Penegakan Hukum
Sangat baik: 2,5 persen,
Baik: 39,3 persen,
Sedang: 33,7 persen,
Buruk: 19,9 persen,
Sangat buruk: 2,9 persen,
Tidak Tahu: 1,6 persen.
4. Kondisi Ekonomi Nasional Dibanding Tahun Lalu
Jauh buruk: 2,7 persen,
Lebih buruk: 22,8 persen,
Tidak ada perubahan: 39,5 persen,
Lebih baik: 31 persen,
Jadi lebih baik: 2,7 persen,
Tidak tahu: 1,2 persen,
Periode survei Indikator Politik ini mulai dilakukan pada 22 sampai 29 September 2024.
Jumlah responden sebanyak 1.200 warga Indonesia yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara angkat bertingkat (multistage random sampling).
Sampel tambahan diambil dari 11 provinsi terbesar yakni Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel. Masing-masing wilayah jumlah respondennya 300, sementara Sumbar menjadi 200 responden.
Margin of error kurang lebih 2,3 persen pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.(ap-news)
04 Oktober 2024
7 Siswa di Nganjuk Keracunan usai Santap Menu Program Makan Bergizi Gratis
Jawa Timur, Ap News - Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program uji coba makan siang gratis. Akibatnya, sejumlah siswa mengalami mual dan diare hebat.
Para siswa yang mengalami keracunan berasal dari SDN Banaran, Kecamatan Kertosono, Nganjuk. Korban keracunan masih ada yang harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat.
Sebanyak 7 siswa yang mengalami keracunan, 6 di antaranya sudah diperbolehkan rawat jalan. Sementara 1 siswa masih terbaring di ruang UGD Puskesmas akibat muntah, pusing, hingga diare hebat.
"6 sudah pulang, kita sarankan kalau ada gejala lanjutan periksa lagi ke sini," ucap Kepala UGD Puskesmas Kertosono, Wahab, Kamis, 4 Oktober 2024.
Wahab menjelaskan, intoksikasi atau keracunan akibat makanan tidak muncul begitu saja. Biasanya memerlukan waktu hingga gejala muncul.
Namun ia menduga cemaran bakteri pada makanan membuat sejumlah anak yang menyantap menu mengalami keracunan.
Sementara itu, Guru SDN Banaran 1, Ning Adianti, mengungkapkan peristiwa keracunan terjadi pada Rabu, 2 Oktober 2024. Insiden itu bermula saat sejolah menerima 300 paket makanan untuk program uji coba makan siang gratis tahap II.
Sebelum dibagikan ke para siswa, kata Ning, sejumlah guru mencicipi lebih dulu menu yang tersedia guna memastikan kelaikan makanan. Namun ada salah satu menu yang diduga sudah tidak layak makan sehingga sekolah memutuskan menyisihkan paket makanan tersebut di lorong.
"Tapi anak-anak, sudah disampaikan sebentar dulu, ada saja yang 'nyuri-nyuri'. Mungkin sudah lapar karena sehabis pelajaran olahraga," kata Ning.
Ning menyebut ada 7 siswa yang mengambil paket makanan dan berujung pada peristiwa keracunan. Atas kejadian itu, sekolah memastikan memusnahkan menu makanan tersebut.(net/apnews)
Sempat Bikin Resah Hati Orang Tua, Begini Fakta Kasus Penculikan Anak di Tanjung Raja Ogan Ilir
Ogan Ilir, Ap News - Kabar mengejutkan sempat menghebohkan masyarakat Ogan Ilir tentang penculikan seorang bocah berusia 11 tahun di Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir.
Hilangnya bocah 11 tahun itu bahkan disiarkan melalui masjid dan di sebarkan secara luas di media sosial.
Kabar penculikan itu, diduga dilakuka oleh seorang pria penjual obat asal medan. Namun ternyata kabar itu tidaklah benar alias hoax. Akan tetapi kabar tersebut sudah terlanjur viral dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sebelum kebenaran terungkap.
Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Muhammad Ilham, meninformasi penculikan bocah berinisial AL ini tidaklah benar. “Informasi yang beredar katanya diculik, itu tidak benar, alias hoaks,” tegas Ilham. Kamus, 3 Oktober 2014 kepada media di Indralaya.
Lebih lanjut, Ilham menjelaskan bahwa setelah dilakukan penyelidikan, bocah yang sempat dilaporkan hilang tersebut sebenarnya pergi menuju rumah orang tuanya yang berada di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). AL diketahui berasal dari keluarga yang orang tuanya telah bercerai, dan ia berkeinginan untuk menemui ibunya di Kayuagung, dikutip "ap-news" dari website palpos.bacakoran.co, Jumat (04/10)
“Jadi, kedua orang tua ananda AL ini sudah bercerai. Dia bermaksud menuju kediaman ibunya di Kayuagung, bukan diculik seperti yang diberitakan,” ujar Ilham dengan tegas, meluruskan kesalahpahaman yang telah menyebar luas di masyarakat.
Bocah tersebut kini sudah dipulangkan ke rumahnya di Tanjung Raja dalam keadaan selamat. Ia kembali ke asuhan keluarganya tanpa mengalami cedera atau bahaya apapun.
Sebelumnya, kabar mengenai penculikan AL dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu kepanikan di kalangan masyarakat. Informasi yang tidak jelas kebenarannya ini terus berkembang, menyebabkan kekhawatiran besar, terutama di lingkungan sekitar Tanjung Raja.
Ilham mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir menegaskan pentingnya saring sebelum sharing dalam menghadapi berita yang viral.
“Saring sebelum sharing informasi. Jangan mudah percaya begitu saja terkait isu yang dapat meresahkan masyarakat. Bila perlu, silakan tanya polisi,” ungkap Ilham, mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi.(cal/apnews)